Berita

Resmikan Universitas Siber Pertama, Wapres Tekankan Pentingnya Unsia Dorong Apk Indonesia

Jakarta, 22 September 2020 – Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. KH Ma’ruf Amin meresmikan Universitas Siber Asia (UNSIA) secara daring, Selasa (22/9). UNSIA merupakan universitas siber pertama di Indonesia yang berada di bawah naungan Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) dan telah mendapat izin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peresmian dilakukan Wapres dengan menandatangani prasasti UNSIA yang turut disaksikan oleh Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN Country, Mr Lim Sungnam dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim.

Ma’ruf menegaskan hadirnya UNSIA dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan pendidikan di Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kondisi sosial ekonomi yang beragam. Pendidikan melalui sistem pembelajaran daring atau e-learning, lanjutnya, dapat menjadi sebuah pilihan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi. Saat ini, imbuhnya, baru 20 dari 4.771 perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan pembelajaran daring atau e-learning. Ma’ruf pun berharap semakin banyak Lembaga Pendidikan yang membuka sistem pembelajaran daring, sehingga semakin banyak kesempatan bagi masyarakat untuk melanjutkan Pendidikan tinggi.

Kehadiran UNSIA, lanjut Ma’ruf, menjadi penting mengingat Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2019, menurut BPS masih sekitar 30, 28%. Artinya, lanjut dia, dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 19 – 23 tahun, masyarakat yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi hanya sekitar 30%. Sedangkan menurut angka survei angkatan kerja nasional (sakernas) BPS pada februari 2020 angkatan kerja kita yang berjumlah 137, 91 juta, hanya 14, 2 juta lulusan PT. Atau hanya 10,3% yang berkesempatan menikmati pendidikan tinggi.

‘’Dengan adanya Universitas Siber Asia ini saya berharap angka-angka tersebut akan terus meningkat sehingga masyarakat yang dapat menikmati pendidikan tinggi akan terus bertambah sejalan dengan upaya pemerintah menempatkan pembangunan SDM unggul sebagai prioritas nasional,’’ tegasnya.

Hal senada juga turut disampaikan oleh Ketua Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK), Ramlan Siregar. Ramlan mengatakan lahirnya UNSIA dapat memberikan layanan pendidikan tinggi dalam skala yang sangat luas bagi seluruh bangsa Indonesia secara efisien dan efektif, serta berkualitas dengan biaya terjangkau.

“Universitas Siber Asia didirikan selain untuk menjawab tantangan zaman di era revolusi industri 4.0 juga mengusung semangat untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia agar usia produktif yang melanjutkan ke jenjang Pendidikan tinggi dapat meningkat dan sejajar tidak hanya dengan negara tetangga namun juga dengan negara-negara maju lainnya”, tambah Ramlan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim turut menyambut gembira lahirnya UNSIA sebagai perguruan tinggi yang sepenuhnya daring. Ia pun menyampaikan harapannya kepada UNSIA agar dapat melahirkan lulusan yang kompeten.

‘’Saya berharap Unsia menjadi penyelenggara pendidikan jarak jauh yang berkualitas. Tidak hanya membangun hard skills, tapi juga soft skills mahasiswanya. Itulah tantangan dari pembelajaran yang sepenuhnya daring. Yaitu, bagaimana mencetak sarjana yang kompeten dan unggul secara holistic,’’ ungkap Nadiem dalam sambutannya secara daring.

Nadiem juga mengapresiasi komitmen UNSIA untuk mendukung kebijakan Merdeka Belajar dan mendorong agar UNSIA dapat mengirimkan mahasiswa dan dosen ke luar kampus sebanyak banyaknya.

‘’Hadirkan sebanyak mungkin praktisi ke dalam kampus. Ini sangat penting, agar lulusan UNSIA betul-betul siap kerja. Tidak hanya menguasai teori, tapi juga bisa berkontribusi. Yang terpenting, agar lulusan UNSIA merdeka dalam berpikir. Selalu belajar sepanjang hayat. Itu lah inti dari Merdeka Belajar,’’ tuturnya.

Rektor Pertama asal Korea Selatan

UNSIA dipimpin oleh Rektor pertama yang berasal dari Korea Selatan, Jang Youn Cho. Rektor Cho meneghabiskan 17 tahun di Amerika Serikat untuk belajar dan mengajar, dimana dirinya menjadi professor di University of Nebraska – Lincoln. Sekembalinya di Korea, ia mengajar selama 20 tahun dan memimpin Business School dan pengalaman memimpin universitas siber di Hankuk Cyber University, korea selatan.

Dengan pengalaman tersebut, Cho bersama Rektor UNAS, Dr. El Amry Bermawi Putera dibawah Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan telah merintis pendirian Universitas Siber Asia sejak 4 tahun lalu yang diinisiasi dengan kerjasama Internasional yang telah terjalin antara UNAS dengan Cyber Hankuk University di Korea Selatan. Kolaborasi antara Indoensia dengan Korea ini diharapkan dapat memberikan akses Pendidikan tinggi yang lebih luas kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui online platform.

“Kami ingin berkontribusi pada pendidikan tinggi dengan memberikan pendidikan berkualitas kepada banyak pemuda yang tidak memiliki kesempatan untuk kuliah di universitas”, ungkap Cho.

Duta Besar Republik Korea untuk Negara ASEAN, Lim Sungnam dalam sambutannya menyampaikan bahwa Universitas Siber Asia sejalan dengan kerjasama bilateral yang dirintis oleh Indonesia dan Korea dan merupakan output pertama di bidang Pendidikan tinggi. Hadirnya pendidikan tinggi online ini akan meningkatkan kesempatan generasi muda Indonesia untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik. (*humas)