
KBRI Seoul Dorong Peningkatan Kompetensi PMI Melalui Kuliah Online
Jakarta (UNSIA) – Perkembangan teknologi dan akses internet yang super cepat membuat keberadaan kuliah online di Korea Selatan menjadi sebuah keniscayaan, Untuk itu, pemerintah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul – Korea, terus mendorong peningkatan kompetensi Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar dapat berkompetisi dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Kepala Perwakilan RI Seoul, Zelda Wulan Kartika dalam Webinar bertajuk Unsia Goes Global, Indonesian Workers in Korea & Abroad: Securing Succesful Future Careers (Menyiapkan Masa Depan bagi Pekerja Indonesia di Korea dan Dunia), Sabtu 19 Februari 2022 secara online. Webinar ini diselenggarakan oleh Universitas Siber Asia bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul dan Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat Indonesia (Forkomasi) dan turut dihadiri oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI Wilayah III) serta Pekerja Migran Indonesia di Korea, Hongkong dan Malaysia serta mahasiswa UNSIA yang saat ini bekerja di Korea Selatan.
Saat ini, ungkap Zelda, terdapat 34 ribu Warga Negara Indoensia yang berdomisili di Korea Selatan. Sebanyak 28 ribu diantaranya berstatus sebagai pekerja migran. Sedangka selebihnya adalah pelajar, professional dan mereka yang menikah dengan orang Korea. Namun dari para pekerja migran tersebut kurang dari 280 orang atau 1% nya saja yang menempuh pendidikan yang lebih tinggi minimal sarjana. ‘’Untuk itu, kuliah online merupakan suatu langkah percepatan peningkatan angka partisipasi pendidikan tinggi bagi para pekerja Indonesia. Saya menyambut baik inisiatif Universitas Siber Asia untuk mensosialisasi program kampus UNSIA untuk memberikan layanan pendidikan tinggi,’’ tutur Zelda dalam sambutannya saat webinar.
KBRI Seoul secara aktif telah memfasilitasi dan selalu mendorong seluruh WNI yang berdomisili di Korea, khususnya para PMI untuk terus meningkatkan kompetensinya bagi melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh KBRI baik secara daring maupun langsung tatap muka.
‘’Untuk layanan pendidikan bergelar khususnya sarjana, kami bekerjasama dengan beberapa universitas baik dari Indonesia maupun Korea. Kontribusi Universitas Siber Asia di Indonesia masih sangat dibuthkan dalam mendongkrak angka partisipasi teman-teman kita dalam melanjtukan pendidikan sarjana. Harapannya ke depan juga akan ada program Master secara online atau dalam jaringan,’’ ujar Atase Pendidikan KBRI Seoul, Dr. Gogot Suharwoto.
Senada dengan KBRI Seoul, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III, Dr. Ir. Paristyanti Nurwardani M.P turut mendukung pelaksanaan kuliah online. Menurutnya, sesuai arahan Mas Menteri Nadiem Makarim, belajar bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, siapa saja tanpa mengenal batas usia ataupun pekerjaan. Ia pun mendorong PMI untuk meningkatkan kompetensi, memperbaiki pendidikan agar memiliki masa depan yang lebih baik ke depannya.
‘’Ada 10 skill utama yang harus dimiliki pada tahun 2025, antara lain menulis secara akademik, digital marketing, pengembangan produk, analisis data dan AI (Artificial Intelligent), cloud computing, working with people, penggunaan teknologi yang kalian bisa dapatkan jika bergabung dengan Universitas Siber Asia ataupun universitas di Korea. Saya yakin unsia akan jadi teman untuk tempat pembelajaran yang baik, karena UNSIA memiliki teknologi yang belum dimiliki oleh perguruan tinggi lain,’’ tuturnya.
Paris menambahkan bahwa dirinya mengawal UNSIA sejak awal sebelum berdiri hingga saat ini. UNSIA diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. KH Ma’ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. ''Hal ini menunjukkan, bahwa betapa kepercayaan diberikan pimpinan negara, karena mereka percaya dan yakin hal ini bisa membawa kerjasama lebih baik antara Indonesia dengan Korea,’’ ujar Paris.
Sementara itu, Rektor Universitas Siber Asia, Prof. Jang Youn Cho, Ph.D mengajak seluruh pekerja migran Indonesia di Korea Selatan dan juga negara lain untuk menempuh pendidikan tinggi di Unsia, tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan namun juga karir untuk masa depan. ‘’Dunia berubah sangat cepat, tantangan di masa pandemi juga sangat tinggi. Untuk itu, kita harus fokus untuk masa depan, dengan meningkatkan pendidikan, karir kita bisa berubah dari pekerja biasa menjadi pekerja professional di Korea,’’ tutupnya. (*mth)


